11 Jan 2012

HITAM PUTIH KEHIDUPAN 4| Hari Hari Di Luar Asrama Bagian 1


Seminggu sudah aku tidak masuk sekolah. Selama itu pula aku lebih banyak mengunci diri dikamar. Aku tahu orang tuaku sangat marah dengan keputusanku meninggalkan asrama tetapi aku tidak peduli.
Aku masih belum bisa menerima perlakuan kasar Pak Jaka terhadapku dan juga Amel. Orang tuaku sudah mengetahui masalahku tersebut dari pihak yayasan yang langsung melaporkan perihal pelarianku dari asrama sekaligus kronologinya kepada ibu dan ayahku.

Seminggu berada di kamar sangatlah membosankan. Akhirnya ku telephone temanku Danar memintanya untuk menemaniku jalan.
Untungnya Danar mau. Kebetulan dia lagi tidak ada acara dan kebetulan hari itu hari Minggu. Aku dan Danar memutuskan untuk pergi ke sebuah air terjun yang cukup terkenal.

Danar adalah seorang Joki (Motor Racer) yang cukup disegani di kampungku. Hanya dalam waktu 20 menit kami sudah sampai di lokasi Air Terjun yang biasanya aku tempuh dalam waktu hampir satu jam dari rumah.

Suasana Air terjun sangat ramai hari itu. Mungkin karena hari minggu. Kebiasaanku dengan Danar kalau ke Air terjun adalah Mandi Pijat. Ya, duduk bersemedi di bawah air terjun dan membiarkan air yang jatuh dari ketinggian hampir 10 meter menerpa tubuh kami.

Sembari menikmati pijatan alami dari air terjun, kami juga asyik cuci mata. Di sekeliling kami banyak sekali cewek cewek yang memamerkan keindahan tubuh mereka dalam balutan kaos tipis yang basah.

Saya menoleh kearah Danar, sepertinya dia terlalu menikmati pemandangan sekitar sampai sampai dia tidak sadar kalau tangannya sudah mulai merayap kedalam celana kolornya.


Melihat Danar yang seperti itu, sayapun langsung menepuk pundaknya sampai dia kaget.

“Hee, Ngapain Lho?” kataku sambil bercanda

“Ahh, Nggak ada. Gatel” katanya sedikit malu

“Ingat, banyak orang” kataku mengingatkan. Diapun cengengesan.

Puas menikmati pijatan air terjun. Kamipun melakukan aksi kesukaan kami yang kedua. Yaitu berburu Monyet (Mengintai Monyet). Di tengah hutan di sekitar Air Terjun memang terdapat banyak sekali monyet monyet liar tetapi bukan monyet beneran. Yang kami maksud adalah para pasangan gelap yang bercinta di balik belukar pepohonan.

Untuk bisa menemukan pasangan pasangan yang lagi bercinta tidaklah sulit bagi kami. Karena kami sudah tahu persis lokasi lokasi favorite mereka. Kamipun sudah memiliki pusat pengintaian yang aman dari pandangan para pelaku.

Setelah mengambil posisi kamipun melihat seorang pria yang sedang berdiri membelakangi kami. Awalnya kami mengira dia sedang kencing, tetapi entah kenapa pantatnya bergoyang maju mundur seperti orang yang sedang mengentot. Kami tidak bisa melihat siapa yang ada di depannya karena tertutup dedaunan.

Dugaan kami kalau pria jangkung bertubuh gempal tersebut lagi bercinta ternyata terbukti. Kami melihat dia membuka kaos dan memelorotkan celana jeans-nya. Dia tetap dalam posisi berdiri dan tidak mau beranjak dari tempat sebelumnya sehingga kami belum bisa melihat siapa yang di depannya.

Danar menggerutu kesal dengan sikap pria tersebut yang tidak mau merubah posisinya sehingga kami hanya bisa melihat punggung dan pantatnya saja yang maju mundur seperti sedang mengentot. Setelah beberapa lama kami melihat pria tadi mengangkat tangannya dan mungkin dia lagi meremas remas dadanya sendiri. Tidak lama setelah itu nampaklah dua buah tangan yang meremas remas pantat pria tadi membuat goyangan pria itu menjadi lebih berirama.

Setelah cukup lama menunggu akhirnya orang yang berada di balik pria tadi mulai Nampak. Karena sekarang tangannya terlihat memeluk tubuh pria itu dan sepertinya mereka sedang berciuman. Tetapi lagi lagi kamu tak bisa melihat wajah di balik pria itu. 


Related Artikel