Hampir 15 menit sudah aku dan Danar mengintai pria yang sedang bercinta di balik semak belukar tersebut. Tetapi lawan mainnya tak kunjung keliahatan batang hidungnya. Padahal aku dan Danar sudah benar benar horny. Danar yang sedari awal sudah sibuk memainkan tangannya di balik celana kolornya. Sesekali aku mencuri pandang kearah celana Danar yang sedikit terbuka karena Danar sedang meremas remas kontolnya. Sekilas aku bisa melihat pangkal kontolnya Danar yang cukup besar di antara jembutnya yang lebat. Aku sendiri hanya meremas remas kontolku dari luar celana saja.
Danar terlihat sangat horny. Nafasnya sudah mulai tak beraturan dan sesekali matanya terpejam menahan hasratnya yang membara. Melihat Danar yang sudah terbakar nafsu, akupun mulai melonggarkan celanaku dan mulai meremas remas kontolku yang mulai tegang.
Setelah lama menunggu akhirnya orang yang kami intip tadi mulai menampakkan wajahnya. Ternyata dia adalah seorang pria tampan dengan badan yang sangat kekar. Dari kejauhan dia terlihat mirip Aktor Yama Carlos. Di depannya terlihat seorang wanita cantik, mungkin keturunan Chinese sedang menghisap Kontol pria itu seperti Lollipop.
“oohhh, dia cantik sekali” kata danar lirih sambil mendesah.
Tak terasa Danar sudah mulai menanggalkan celananya dan benar benar telanjang bulat. Meskipun aku sudah lama berteman dengan Danar, tak sekalipun aku pernah melihat dia bugil hingga hari ini.
Tiba tiba Danar beranjak dari tempat duduknya. Aku tidak berani bertanya karena takut akan kedengaran oleh orang yang menjadi objek intipan kami.
Tidak lama Danar kembali membawa dua batang daun pisang.
“nih, sama sama satu buat alas. Aku lebih suka ngocok sambil rebahan” katanya pelan.
Aku hanya mengangguk saja. Akhirnya kamipun sekarang dalam posisi tiarap.
Orang yang kami intip sudah mulai pada sesi fucking. Terlihat dengan sangat jelas bagaimana Pria itu men-doggy wanitanya sambil meremas susu wanita itu.
“Oohh enak sekali” kata danar mendesah lagi.
Lalu kuperhatikan Danar melakukan aksi yang cukup lucu menurutku.
Dia menaruh tangan kanannya sambil menggenggam kontolnya lalu dia mengentot tangannya sendiri. Danar terlihat sangat menikmatinya. Pantatnya bergoyang turun naik seirama dengan goyangan pria yang sedang kami intip. Akupun mencoba hal yang sama.
Danar menoleh ke arahku sambil tersenyum.
“Enak kan?” Tanya dammar padaku
“Iya” jawabku singkat
“Kontol kamu besar juga” kembali si danar nyeletuk sambil
memperhatikan penisku.
“Punya kamu lebih gemuk” kataku menimpali seadanya sambil memperhatikan gerakan tangan Danar mengocok Kontolnya yang gemuk dan berurat.
“Masa sih? Kayaknya sama deh” kata si Danar kembali berbasa basi
Tiba tiba Danar bangkit dan duduk bersila. Aku bagaikan di komando langsung melakukan hal yang sama.
“Sini coba aku pegang punyamu” kata si danar sambil langsung meyambar kontolku yang sudah sangat mengeras lalu mebgukurnya dengan lingkaran jarinya.
“Tuh kan sama. Coba deh kamu pegang punyaku” kata Danar sambil mengarahkan tanganku ke kontolnya.
Kontol Danar terasa sangat hangat dalam genggamanku. Denyutan Kontolnya membuatku bagai terhipnotis. Aku mulai meremas dan mengocoknya pelan. Damar memandangiku dengan wajah bingung. Takut Danar marah, akupun melepaskannya dan kembali mengocok kontolku sendiri.
Hal yang tak kuduga, tangan danar tiba tiba meremas pantatku.
“pantat kamu besar sekali” kata danar sambil terus meremas bongkahan pantatku.
Aku hanya diam tak menjawab. Tetapi aku memperhatikan pantat danar yang di tumbuhi bulu bulu halus. Aku sangat tergoda ingin menyentuhnya.
Ku pandangi Danar sejenak, dia hanya tersenyum tanpa mau memindahkan tangannya dari pantatku.
Akhirnya akupun memberanikan diri meraih pantatnya. Seolah mengerti maksudku, Danar bergeser mendekat padaku.
“oohhh pantat kamu keras sekali” kataku sambil memandangi wajah Danar yang sangat tampan. Diapun hanya tersenyum penuh arti.
Danar semakin berani, tangannya tak hanya membelai bongkahan pantatku. Tetapi jari jarinya mulai menari di sela sela bongkahan pantatku sambil sesekali menyentil anusku dengan jarinya.
Aku dan Danar sepertinya memiliki kesukaan yang sama. Apa yang dia lakukan padaku, aku lakukan juga padanya.
Danar mendekatkan mukanya ke mukaku, lalu dia mendaratkan ciuman persis di bibirku. Aku terpaku sejenak dan menatap mata Danar yang sudah penuh nafsu.
Bibir Danar masih berada tepat di depan mukaku. Akupun langsung memagut bibir itu dengan lembut.
Belum sempat kami berbuat lebih jauh, tiba tiba kami di kejutkan oleh seseorang yang sudah berdiri persis di depan kami.
Related Post: