24 Jan 2012

HITAM PUTIH KEHIDUPAN 6| Bemalam Di Rumah Agung (END)


Sambil bergilir menikmati kontol besar Pak Jaka, aku yang sedari awal sudah sangat bernafsu untuk merasakan pantat Pak Jaka memberanikan diri mengangkat Pahanya agak tinggi agar lubang pantatnya lebih terbuka.

Pak Jaka sepertinya tak menolak. Lalu dengan sangat lembut aku mulai meraba raba Lobang itu dengan jari jari tanganku. Kembali Pak Jaka tak menolak. Nafsuku sudah benar benar tak terbendung, dengan perlahan kutusukkan jari tengahku ke lobang itu dan Pak Jaka sempat menjerit, tapi jariku sudah setengah berada didalam lobang sempit yang sangat hangat itu. Untuk mengimbangi rasa sakit yang dialami Pak Jaka aku menjilati buah pelernya dan mengulumnya sambil jari tengahku terus bergerilya menembus pertahanan Pak 
Polisi super ganteng itu dan Bleesss, jari tengahku terbenam sepenuhnya.

Agung yang melihat aksiku menjulurkan lidahnya padaku dan akupun melumatnya dengan penuh nafsu dan bergilir menghisap buah terong milik Pak Jaka.

Perlahan jariku aku keluarkan dari lobang Pak Jaka tapi tiba tiba tangannya menangkap pergelangan tanganku dan mendoronong jariku masuk lebih kedalam lagi. Akupun semakin berani menggelitik lobang hangat itu dan menyodoknya keluar masuk.

Sepertinya Pak Jaka melakukan hal yang sama dengan Lobang Agung. Dia juga sibuk menyodok nyodokkan jarinya di lobang pantat agung yang sudah cukup longgar karena beberapa kali di entot.

Lobang pantat pak Jaka sendiri sudah mulai terasa longgar, akupun mencoba dua jari. Sama seperti yang pertama sedikit agak susah. Namun perlahan dua jari itu pun tembus ke lobang Pak Jaka. Kali ini Pak Jaka menggoyang goyangkan pantatnya menikmati permainan jariku di dalam lobang pantatnya.

 Puas dengan memainkan jari, aku mendekatkan kontolku ke lobang itu. Tanpa menggunakan pelumas apapun aku mencoba mengoyak lobang itu dan Blessss. Lobang sempit itu akhirnya berhasil kutembus. Sungguh sangat hangat sekali. Bahkan lebih hangat dari lobang pantat Agung yang pernah ku entot sebelumnya.

Sodokan demi sodokan membuat Pak Jaka beberapa kali mengerang hebat menahan rasa nikmat yang luar biasa.

Tak ingin terlalu cepat keluar, aku menarik kontolku dari lobang Pak Jaka. Kini giliran Agung yang ingin menikmati lobang sempit Pak Jaka. Agung terlihat meracu begitu berhasil membenamkan kontolnya didalam lobang yang sangat hangat itu.

Aku sendiri bergumul dalam lumatan dan jilatan lidah dengan Pak Jaka. Pak Jaka semakin lihai dalam merangsang titik kenikmatanku, dia menjilati telingaku sambil membisik kan “Kontol kamu enak sekali sayang, Aku ingin kamu semprotkan sprema kamu di dalamnya” kata Pak jaka penuh nafsu.

Aku memang tak terlalu suka banyak bicara. Tetapi pagutanku yang semakin kuat di bibir tipis Pak Jaka sudah cukup menjawab kalau aku juga ingin menembakkan air maniku kedalamnya.

Setelah puas menikmati entotan Agung, Kini Pak Jaka bangkit dan menarik Agung menghadap ke palang ranjang lalu dia melebarkan paha gempal Agung untuk memudahkannya memasukkan buah terong besar itu ke dalam pantat agung. Meski beberapa kali pernah di entot oleh aku dan Khalik tetapi menghadapi kontol besar pak jaka tetap saja membuat agung merintih kesakitan.

Setelah Pak Jaka berhasil membenamkan kontol besarnya kedalam lobang Agung, kini giliran aku yang menancapkan kontolku kedalam pantat Pak Jaka. Goyangan ringan pantat Pak Jaka memberikan sensasi luar biasa kepadaku.

Goyangan Paka Jaka perlahan semakin kencang dan itu membuat aku tak sanggup menahan aliran deras yang langsung melesat keluar dari kontolku. Aku menyemprotkan sperma beberapa kali, tak setetespun aku biarkan terjatuh di luar lobang Pak Jaka.

Rupanya cairan hangatku yang mengalir di tubuh Pak Jaka membuatnya turut mengejang, dan “Crooott, crooott” diapun langsung memuntahkan lahar yang begitu banyak di dalam lobang pantat Agung.

Kini giliran Agung yang masih berjuang menggapai puncak. Agung memang agak sulit untuk bisa terpuaskan. Tetapi aku tau apa yang bisa membuat dia cepat keluar.

Dia sangat suka menggesek gesekkan ujung kontolnya di permukaan lobang pantatku. Aku memang tak pernah mengijinkan siapapun untuk menjebolnya. Tetapi kalau hanya sekedar menjilati atau menggesek gesekkan ujung kontol demi seorang agung aku rela. Benar sekali hanya beberapa kali gesekan agung sudah mengerang hebat “ooughhhh, ooughhhh” dan Croottt, croott cairan kental membeludak keluar dari kontol Agung membasahi permukaan anusku.

Kami bertiga terduduk lesu diatas ranjang. Film yang kami putar entah kapan selesainya, karena Komputer Agung sudah dalam status Stand Bye.

Tanpa ada satupun dari kami yang bersuara, kami saling pandang penuh arti. Pak Jaka tiba tiba mendekatiku dan menciumi pahaku, lalu paha Agung.

Permainan malam itu belumlah selesai, kami sempat melanjutkannya di dalam kamar mandi.