1 Feb 2012

Hitam Putih Kehidupan 7| Kembali Ke Asrama 3

Memasuki minggu kedua aku berada diasrama. Pihak sekolah menetapkan bahwa kelas kami harus dipisahkan dengan siswa putri. Jadi semua siswi putri berbagi ruangan dengan siswa SMA putri sedangkan Siswa SMA putra berbagi ruangan dengan kami.
Bangunan gedung sekolah SMA dan SMP di tempatku memang saling terhubung satu dengan yang lainnya dengan bangunan berbentuk L tapi tidak berhadapan. Akses lorong yang menuju ke ruangan Guru SMA kini telah di pagari dengan pintu gerbang. Jadi Siswa putra dan Siswa Putri baik SMA maupun SMP sudah tidak lagi bisa saling bertemu.
Hal itu sudah tidak lagi menjadi masalah bagi aku dan Ronny karena kami berdua sudah tidak memiliki pacar lagi di sekolah.
Pemindahan lokasi siswa putra dan putrid sedikit membuat perubahan sikap bagi para siswa terutama siswa SMA. Mengingat sudah tidak ada lagi siswa putri di areal kami, mereka bisa leluasa membuka baju ketika sedang berolah raga basket, Volly, maupun Sepak Bola di halaman sekolah.
Sangatlah wajar karena tidak ada lagi yang perlu membuat kami merasa canggung.
Hari itu hari rabu, guru mata pelajaran Biologi kami sedang berhalangan hadir. Jadi kami sekelas tidak belajar.
Bersama teman teman sekelas tadinya kami ingin bermain basket di lapangan sekolah, tetapi ternyata lapangan sekolah sedang di gunakan oleh Siswa SMA. Aku dan Ronny memutuskan untuk menonton permainan Basket kakak kakak SMA.
Hari itu sangatlah terik, bahkan aku dan Ronny yang duduk di bawah pohon saja sangat kegerahan. Apalagi mereka yang sedang latihan basket di lapangan yang langsung di hempas sinar matahari.
Beberapa dari Siswa SMA itu memutuskan membuka baju mereka termasuk disana Kak Fandi. Mereka terlihat santai saja bermain basket tanpa mengenakan baju. Badan mereka terlihat sangat bagus, mungkin karena rajin berolah raga dan factor usia mereka yang sudah lebih tua dari kami.
Kucuran keringat yang mengalir didada mereka sangat menarik perhatianku. Terutama Kak Fandi, Jaka dan Abhi. Tubuh mereka terlihat paling indah diantara semuanya. Jaka kulitnya paling putih seperti orang china tetapi sebenarnya dia justru tidak punya darah China. Sedangkan Abhi sedikit hitam, seperti Kak Fandi tetapi dadanya terlihat paling menonjol diantara semuanya.
Sesekali Kak Fandi melemparkan senyuma padaku. Tetapi aku hanya tertunduk setiap kali pandangannya mengarah kepadaku.