3 Nov 2012

After The Sunset| Make Love on The Beach 1



After The Sunset Part 1:

Menikmati Sunset di sore hari hampir sudah menjadi tradisi wajib bagi orang orang yang tinggal di daerah wisata pantai. Seperti Bali, misalnya. Setiap sore hampir ribuan orang memadati setiap pantai di bagian selatan bali hanya untuk melihat sunset sambil menikmati suasana keramaian pantai. Aku salah satu dari ribuan orang penikmat sunset tersebut.

Sore itu aku tidak sendiri karena ditemani oleh beberapa orang teman kerjaku. Salah satu dari mereka adalah seorang Satpam di Kantorku namanya Rizal. Dia berasal dari Manado tetapi menetap di Bali bersama kedua orang tuanya yang membuka warung makan khas Manado di sebuah pasar malam (pasar senggol) di daerah Denpasar. Rizal memiliki wajah yang sangat tampan kalau di bandingkan dengan satpam satpam lainnya di kantor. Sekilas dia mirip dengan bintang sinetron Dimas Andrean. Badannya juga sangat kekar.

Selain Rizal, ada juga Wayan dan beberapa teman cewek yang turut memenuhi bangku panjang di warung tipat lontong Mbok tu di Pantai XX Sore itu. Wayan adalah seorang Penyewa Surf Board. Dia kebetulan tetangga kost-nya Rizal makanya dia ikut bergabung dengan kami.

Buat kami Sunset sore itu tidaklah begitu menarik karena banyaknya kabut yang menutupi sang surya yang hendak beranjak ke peraduan tetapi Aku dan Rizal cukup senang karena bisa berkumpul dengan teman teman dan mencicipi Tipat Lontong buatan Mbok Tu (Pedagang Tipat langganan kami di pantai XX).

Seiring dengan beranjaknya Sunset, orang orangpun mulai pergi meninggalkan Pantai karena hari telah mulai gelap. Teman temanku yang cewek juga pamit untuk pulang lebih dulu sedangkan aku dengan Rizal memilih membantu Wayan merapikan papan surfingnya dan payung paying pantai yang disewakannya. Untungnya papan papan itu disimpan di sebuah gudang kecil yang berada persis di dekat pantai sehingga Wayan tidak perlu mendorong gerobak setiap hari seperti kebanyakan penyewa papan surfing lainnya di bali.

Setelah semuanya beres, Wayan mengeluarkan sebotol Whisky yang di dapatnya dari salah seorang tamu langganannya. Kamipun memutuskan untuk menikmati Scotch Whisky yang di suguhkan Wayan. Sambil menikmati tegukan demi tegukan, kami mengobrol ngalur ngidul untuk lebih mengenal satu sama lain. Dan ternyata Wayan sudah menikah dan memiliki seorang anak. Tetapi istri dan anaknya dia tinggalkan di kampungnya di daerah Singaraja.

“udah berapa lama kamu tidak pulang ke singaraja, yan”? tiba tiba si Rizal bertanya sama wayan
“Hampir satu bulan, Zal” jawab Wayan sekenanya sambil menuangkan minuman ke gelasku.
“Koq bisa lama gitu yan, kan Singaraja dekat. Cuma 2 jam perjalanan” balas rizal
“Iya sih, tapi kan ga enak kalau terlalu sering pulang. Apalagi kalau ga bawa duit..hehe” jawab wayan sambil cengengesan.
“Jablay dong kamu yan..hahaha” balas Rizal sambil ngakak
 Aku sendiri hanya tersenyum kecil saja melihat wajah Wayan yang agak salah tingkah di bilang jablay oleh Rizal.
“iya kalau pengen kan tinggal ngocok aja” jawab wayan sambil membenarkan posisi duduknya.
Aku kembali hanya bisa ikut tertawa ringan.
“Ngapain sih kamu diam aja Patra”? tiba tiba Wayan bertanya padaku
“Iya nih, kamu ga seru banget” Rizal kembali menimpali
 Aku kembali hanya  tersenyum ringan sambil merogoh rokok dikantong celananku.

Malam sudah sangat gelap. Suasana pantai sangatlah sepi, meski di kejauhan terlihat kendaraan lalu lalang.
Tiba tiba Wayan bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kea rah pohon yang tidak jauh dari tempatku duduk. Dia ternyata mau kencing. Entah kenapa Wayan memilih untuk kencing di dekatku, padahal tidak jauh dari tempat kami duduk ada sebuah toilet umum.

Aku memperhatikan Wayan membuka resleting Celananya. Meski keadaan agak gelap, tapi karena jarak kami yang hanya satu meter saja, aku bisa melihat dengan jelas kontol Wayan yang cukup panjang. Dan desiran aliran air kencing wayan justru membuat darahku berdesir.
“hey, bengong aja kamu” tiba tiba Rizal menepuk pahaku dengan cukup keras.
“ga koq Zal. Aku Cuma lagi lihatin air pantai yang mulai surut” kataku berbohong
“Ngapain lihat air pantai, emang kamu pengen mandi?” tiba tiba Wayan ikut menimpali dari tempatnya berdiri kencing.
“Ga tau lah. Aku belum pernah mandi di pantai malam hari” jawabku sekenanya
“Kalo gitu, ayo dah kita mandi sama sama” kata wayan
“Boleh” jawab Rizal yang terlihat excited.