After The Sunset 2 -END
Tanpa menunggu persetujuanku Rizal langsung membuka
pakaiannya. Untuk pertama kalinya aku melihat badan kekar Rizal secara langsung
tanpa terbungkus seragam satpam atau pakaian lainnya. Badannya ternyata jauh
lebih bagus dari yang pernah aku bayangkan.
Melihat Rizal membuka Pakaian, Wayan juga langsung melucuti
pakaiannya. Meskipun tidak sekekar badan Rizal, tetapi badan Wayan juga sangat
bagus. Perutnya rata walau tidak six pack. Dan wow..ternyata Wayan langsung
telanjang bulat. Aku tidak bisa mengalihkan perhatianku dari buah terong yang
menggelantung di selangkangannya dan dua biji pelir yang juga sangat besar.
“Ayo mandi!” katanya sambil menarik tanganku
Aku tidak bisa menolak ajakan mereka. Akupun membuka
pakaianku, tetapi tidak dengan celana dalamku. Karena aku takut kalau sampai
mereka melihat kontolku yang sudah setengah ngaceng. Lagipula Rizal juga tidak
membuka celana dalamnya.
Wayan sepertinya tidak rela kalau harus bugil sendirian, dia
menarik celana dalam Rizal dari belakang. Terlihat dengan jelas pantat Rizal
yang montok. Tidak hanya sampai disitu, wayan juga menyempatkan diri
melayangkan tamparan ringan di bongkahan pantat Rizal.
“buiighhh, bokong semok” kata wayan meledek Rizal.
“Sialan lo, yan” jawab Rizal sambil mengelus pantatnya bekas
di tepuk wayan.
“Eeihh tu Patra belom buka Celana Dalam” kata wayan menunjuk
kearahku
Aku yang tidak mau bugil, berlari menuju pantai tapi mereka
berdua berhasil menangkapku aku. Rizal
mengunci kedua tanganku sementara Wayan melucuti celana dalamku. Kini aku benar
benar telanjang tetapi Rizal tidak mau melepaskan kunciannya.
“Angkat dia Yan, kita lemparin ke Air” kata Rizal mengajak
Wayan yang langsung mengekang kakiku. Aku meronta tapi mereka berdua terlalu
kuat.
“Plaaakkk” badanku terasa pegal dan perih karena mereka
melemparku kea rah air yang dangkal.
Melihat aku mengerang, Wayan malah tertawa cekikikan…
Diam diam aku bangkit dan langsung mengunci badan Wayan lalu
mendorongnya kea rah deburan ombak tapi malah tanganku ditariknya sehingga aku
ikut bergumul dengannya. Meski kami berdua terhempas oleh ombak, Wayan tak juga
mau melepaskan tanganku sementara Rizal hanya duduk menunggu Ombak mengguyur
tubuhnya.
Sesekali mataku dan Wayan beradu. Tatapannya sangatlah
teduh. Aku tak kuasa membalas tatapan itu, Aku berusaha melepaskan tanganku
tetapi Wayan semakin erat menggenggamnya.
Tiba tiba ombak yang cukup besar menghempas kami
berdua. Aku yang kaget langsung memeluk tubuh wayan. Kali ini muka kami sudah
hampir menempel satu sama lain. Dan oooughh.. wayan melepaskan sebuah ciuman
dibibirku. Entah Rizal melihat kami atau tidak. Tapi Wayan membawaku agak
menjauh dari Rizal lalu kembali mendaratkan mulutnya di mulutku. Karena merasa
agak aman dari pandangan Rizal, aku memberanikan diri membalas ciumannya. Lidah
kamipun saling gamit, saling hisap dan sesekali ciuman wayan mendarat di
leherku.
Aku merasakan kehangatan luar biasa meskipun tubuhku masih
berada didalam air. Perlahan tangaku merayap menggapai selangkangan Wayan,
dan..oughhhh,,,, batang kontol yang sangat panjang dan gemuk itu sudah sangat
keras. Aku meremasnya dengan pelan sambil sesekali mengocoknya perlahan. Wayan
sangat menikmatinya. Kami berdua benar benar terbuai dan tidak menyadari kalau
Rizal sudah berada persis di samping kami.
Aku langsung menarik tubuhku dari rangkulan wayan dan pura
pura mumbasuh mukaku.
Rizal sama sekali tidak berbicara apa apa. Tapi tangannya
tiba tiba menggamit badanku dan dia mengelus dadaku dengan pelan.
Melihat Rizal melakukan itu, wayan tidak mau kalah. Dia kembali
melanjutkan aksinya mecium bibirku sambil tangannya manggapai pundak Rizal dan
mengelusnya.
Aku yang sudah lama penasaran dengan Kontol Rizal langsung
mendaratkan tanganku ke selangkangannya dan ooughhhh kontolnya juga sangat
besar. Walaupun tidak sepanjang kontol Wayan tetapi jembutnya jauh lebih lebat
dari wayan.
Kami benar benar sudah gila. Air laut yang tadinya dingin
kini terasa hangat sekali.
“Ke pinggir yuk” bisik wayan di telingaku
Aku dan Rizal hanya mengangguk. Sambil berjalan menuju
hamparan pasir pantai, tanganku tak aku lepaskan dari Kontol mereka berdua.
Merekapun sambil bergilir menciumi tengkukku.
Begitu sampai di bibir pantai, aku langsung mengarahkan
wajahku ke selangkangan wayan dan menjilati setiap inchi dari Kontolnya yang
besar berurat. Sementara mulutku menjilati kontol Wayan, tangan kiriku mengocok
kontol Rizal.
“ooughhhh” suara erangan mereka berdua membuatku semakin
terpacu
Puas menikmati kontol wayan aku mengambil kontol Rizal dan
menelannya dengan mulutku. Kontolnya gemuk sekali. Rizal mengerang hebat setiap
kali kontolnya aku emuut dengan agak keras.
Kini wayan duduk dan menghisap kontolku. ooughhhh hangat
sekali mulut Wayan. Kontolku benar benar ludes di embatnya. Beberapa kali aku
hampir keluar tapi berusaha aku tahan. Aku ingin sekali menggesekkan kontolku
dia belahan pantat mereka berdua.
Aku menggamit pantat Rizal dan memijitnya dengan keras, dia
menggelinjang luar biasa. Lalu aku susupkan jari tengahku di sela sela kokohnya
belahan pantat Rizal dan ooughhh sangat hangat sekali. Bulu bulu halus yang
menghiasi belahan pantat itu benar benar memberikan sensasi luar biasa
kepadaku.
Tak kuasa menahan diri aku langsung bangkit dan membelakangi
Rizal. Badannya aku dorong kedepan agar dia membungkuk lalu kontolku yang sudah
sangat mengeras perlahan aku gesek gesekkan di sela sela Pantat Rizal yang
kokoh itu. Tak hanya itu, aku juga mencoba menusuk lubang pantat Rizal tetapi
Lubang itu terlalu sempit.
Puas dengan pantat Rizal aku melirik Wayan yang posisinya
memang sudah nungging sambil menikmati kontol Rizal di mulutnya. Dari belakang
kuraba pantat itu dan mencoba menusukkan jariku kedalam lubangnya wayan. Tapi wayan
seperti mengerang keperihan, akupun menghentikannya dan memilih untuk menggesek
geseknya saja.
Kehangatan pantat Wayan hampir saja membuatku muncrat. Aku
memutuskan duduk disebelah wayan dan mengocok kontolnya perlahan. Rizal
mengikuti dengan duduk disampingku. Kini kami bertiga saling kocok dan oouughhh
kekarnya tangan Rizal yang menggenggam kontolku membuat tubuh menggelinjang
kuat dan..ooughhhhh aku keluar. Tak lama setelah itu Wayan juga muncrat
ditanganku.
Aku dan Wayan kini membantu Rizal untuk keluar. Wayan
memilih memainkan dua buah Biji pelir Rizal sementara aku memijat bongkahan
pantatnya dan tak lama “ooooooouuughhhh” Rizal mengerang kencang dan
menyemburkan lahar panas yang begitu banyak.
Kami bertiga terkapar kelelahan. Wayan meraih tanganku dan
mengusapnya lembut sementara Rizal hanya memandangiku yang tak mau melepaskan
tanganku dari Kontolnya.