11 Jan 2012

HITAM PUTIH KEHIDUPAN 4| Hari Hari Di Luar Asrama Bagian 4


“Sekarang perkenalkan dulu nama saya Yama. Panggil saja Mas Yama. Jangan panggil Om karena saya belum menikah dan umur saya masih 30 tahun”. Katanya memperkenalkan diri.

“Kamu, nama kamu siapa?” tanyanya padaku sambil menatapku tajam.

“Patra, Om” jawabku sambil menunduk

“Kalau Kamu?” tanyanya kepada Danar

“Danar, Mas” jawab Danar lirih.

“Ok, saya punya penawaran sama kalian berdua. 

Saya tidak akan membawa kalian ke Polisi atau Ke Kelurahan dengan catatan kalian harus membuat Saya puas karena tadi kalian sudah merusak mood saya ketika main sama cewek tadi” kata si Mas Yama dengan nada penuh kemenangan.



Kami berdua hanya terdiam. Tiba tiba mas Yama membuka resleting celananya dan mengeluarkan Kontolnya yang berukuran sangat besar. Melihat kontol mas Yama membuat aku teringat dengan Kak Fandi. Ukuran mereka hampir sama persis.

Mas Yama kemudian menarik mukaku hingga persis berada di depan kontolnya yang masih lemas.

“Hisap!” katanya memerintah. Aku menatap muka Mas Yama sebentar lalu tertunduk. Aku tidak mau melakukannya karena aku memang belum pernah menghisap Kontol orang.
Mas Yama kembali mengarahkan Kontolnya ke mukaku tetapi aku tetap tidak mau melakukannya.

“Kalau kamu tidak mau, saya terpaksa akan membawa kalian ke kantor polisi. Dan asal kalian tahu ya, saya ini juga adalah seorang Polisi” kata Mas Yama sambil mengeluarkan sebuah kartu berlambang Polri.

“jangan mas, biar aku saja yang melakukannya” tiba tiba Danar yang maju untuk menggantikan aku.

Danar memang adalah kawan terbaikku di kampung. Dulu waktu SD dia selalu membela aku kalau sedang berkelahi dengan siapapun.

“OK, Hisap!” katanya setengah membentak.

Danarpun mulai memasukkan Kontol Yama kedalam mulutnya tetapi Danar sepertinya tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan Kontol itu.

Yama mendorong tubuh Danar. “Bodoh sekali kamu, Sini aku ajarin tetapi setelah itu kamu harus melakukannya persis seperti yang aku ajarkan” kata Yama sambil duduk menjongkok dan meraih Kontol Danar.

Mas Yama kemudian menjilat ujung kontol Danar dengan lidahnya lalu pelan pelan memasukkannya ke dalam mulutnya. Dia mengulum kontol Danar sambil memompanya maju mundur. Danar sepertinya ke enakan. Hanya dalam sekejap kontolnya sudah kembali tegang dan urat uratnya kembali terlihat.

Tak hanya mengulum Kontol Danar, Mas Yama juga meremas remas biji pelir danar yang berbulu dan sesekali jarinya nakal menerobos pantat Danar dan menggosok gosokkan jari tangannya itu di permukaan anus Danar.

Danar mulai mendesah ke enakan.

“Bulu pantatmu lebat sekali, kayak orang india” kata Mas Yama sambil kemudian berdiri membuka pakaiannya.

Danar memang memiliki darah India. Tepatnya Pakistan.

Mas Yama sekarang sudah telanjang bulat. Badannya sangat kekar sekali. Ku perhatikan pantatnya terlihat sangat seksi.

Sekarang giliran Danar yang harus menghisap Kontol Mas Yama. Danar sepertinya sudah mulai horny. Dia menjilat kontol Mas Yama dengan sangat bernafsu. Ujung lidahnya sesekali bermain di sela sela lubang kencing mas Yama.

Melihat Danar melakukan hal itu ke Mas Yama, aku mulai ereksi. Tetapi aku tak berani melakukan apa apa.

Begitu kontol mas Yama sudah berada di dalam mulut Danar, Mas Yama langsung memompanya maju mundur seperti orang ngentot. Danar bahkan sampai tersedak di buatnya.

Tak hanya menghisap kontol besar Mas Yama, Danar juga menghisap buah pelir Mas Yam yang juga cukup besar sambil jemari tangan Danar menjelajahi pantat Mas Yama.

“oouughhh, enak sekali sayang” tiba tiba terdengar mas Yama mengerang.

“Patra! Kamu hisap kontol danar sekarang!” kata Mas Yama memerintahku.

Kali ini aku tak berani menolak apalagi Danar sudah berusaha membela aku.

Akupun kemudian berjalan menuju ke belakang tubuh Danar yang sedang menghisap kontol Mas Yama dengan posisi menungging. Aku tidak tahu bagaimana harus menghisap kontol Danar dengan posisi Danar seperti itu. Aku hanya bisa meraba biji pelirnya saja dari belakang dan meraba raba belahan pantatnya yang berbulu.Belahan pantat Danar terasa sangat hangat di tanganku. Aku bahkan bisa merasakan denyutan dari anus Danar yang kembang kempis.

Mas Yama memberikan isyarat agar aku tidur terlentang dan menghisap kontol Danar dari bawah. Benar sekali posisi itu sangat memudahkan aku menggapai kontol Danar.

Aku melakukannya persis seperti yang di ajarkan Mas Yama ke Danar. Mulai dari menjilati ujungnya, menghisap pelirnya lalu menghisapnya. Kontol Danar rasanya sangat penuh di mulutku.
Bagaikan di beri aba aba, Danar tiba tiba menggoyangkan pantatnya turun naik seolah olah sedang mengentoti muluku.

Beberap kali aku di buatnya keselek. Entah kenapa aku mulai menikmati aroma kontol Danar.

Aku sampai memejamkan mata menikmati kontol Danar yang turun naik memompa mulutku.

Tanpa aku sadari tiba tiba aku merasakan kehangatan luar biasa di kontolku. Ternyata Mas Yama sudah berpindah tempat. Dia sekarang lagi ngemut kontolku.

“oouughhh” rasanya sangat enak sekali. Mulut Mas Yama terasa sangat hangat.

Setelah puas menghisap kontolku, tiba tiba mas Yama mengambil sesuatu berbentuk sachet (Seperti minyak rambut” dan mengoleskannya di kontolku. Rasanya agak sedikit dingin seperti Mint. Tidak hanya di Kontolku, Mas Yama juga mengolesi pantatnya dengan gel itu. Mas Yama kemudian mengocok kontolku sebentar dan dalam posisi jongkok dia memasukkan kontolku ke dalam anusnya. Dia terlihat seperti sedikit meringis. Aku sendiri merasa ngilu karena harus menembus lubang yang begitu sempit.

Pelan pelan aku mendorong kontolku sampai akhirnya blesss, semuanya sudah masuk bersarang di pantat Mas Yama.

“oouughh rasanya hangat sekali” kataku sambil mengerang.


Related Post: