Pemandian Pandanan Part 3
Aku, Danar dan Bli Nyoman bergiliran membasahi badan kami di bawah pancuran di sebelah Bli Agung.
Bli Agung yang berongkok di bawah pancuran sambil membasahi kepalanya tidak menyadari kalau Khalik berada di belakangnya dan memeluknya sambil langsung meremas dada Bli Agung.
“Sialan, lho” umpat Bli Agung tetapi sambil tertawa kegelian
Tetapi Khalik tidak berhenti sampai disitu, tiba tiba dia menggosokkan ujung kontolnya di punggung Bli Agung sambil tersenyum kea rah kami.
Bli Agung langsung bangkit dan berlari kea rah aku dan Bli Nyoman. Dia berdiri persis di belakangku.
Khalikpun menghampirinya, tetapi Bli Agung justru menjadikan aku sebagai tameng. Dia memelukku erat sekali sambil memutar balikkan badanku untuk menghindari Khalik.
Kontol Bli Agung menempel di belahan pantatku. Benda kenyal itu perlahan mengeras dan terasa menusuk di pantatku.
Aku horny sekali. Tak bisa meraih Bli Agung, Khalik berpindah ke Danar yang sedang asyik sabunan. Khalik tiba tiba menggesek gesekkan kontolnya di pantat Danar. Danar menoleh sebentar sambil tersenyum.
“mau Lho?” Tanya danar bercanda
Bukannya memahami kalau itu candaan Danar semata. Khalik malah meremas bongkahan pantat Danar dengan kedua tangannya yang kekar. Danar sempat menggelinjang di perlakukan seperti itu oleh Khalik.
Melihat aksi Khalik yang sudah begitu bernafsu, Bli Nyoman yang sedari tadi lebih banyak diam berjalan kearah Khalik sambil mengocok kontolnya lalu dia duduk berjongkok di belakang Khalik dan meremas remas pantat Khalik.
Melihat Aksi itu aku semakin horny. Ditambah oleh Bli Agung yang mulai menjilati tengkukku, telingaku, dan dia memutar badanku kemudian menyambar mulutku.
Dengan mata terpejam menahan kenikmatan dia terus melumat lidahku. Akupun tak kuasa menahan diri untuk member perlawanan. Aku memeluknya semakin erat lalu meraba pantatnya yang besar dan kencang dengan kedua tanganku sambil memainkan jari tengahku di balik lipatan pantat Bli Agung yang hangat.
Bli Agung mulai mendesah. Puas menikmati lumatan Bli Agung, aku mulai menjelajahi lehernya, menjilat dada yang sangat ingin aku raba sejak sore tadi. Aku mencucur putting susunya dengan penuh perasaan, lalu turun ke perutnya, pusarnya dan ouuuhhh kontol yang tidak di sunat itu sudah menjulang tinggi menantiku.
Dengan tangan ku buka kuncup yang menutupi kontol Bli Agung, lalu aku memainkan ujung lidahku di lubang kencing yang berwarna kemerahan itu, Bli Agung menggelinjang. Sesekali dia mendorong kepalaku karena tak kuasa menahan geli.
Kini kontol besar Bli Agung sudah bersarang di mulutku, dia menggoyang pantatnya dengan irama yang sangat erotis sambil menikmati hisapanku.
Aku senang sekali melihat dua biji pelir yang ikut bergoyang sesuai dengan gerakan Bli Agung. Akupun merabanya dengan lembut. Bulu bulu halus yang cukup lebat di atas kontol Bli Agung tak luput dari jangkauan tanganku.
Bli Agung mengerang semakin kencang. Puas menikmati hisapanku Bli agung menarik tanganku mendekati Bli Nyoman yang sedang asyik mengentoti pantat Khalik.
Sambil duduk menghadap kearah pantat Bli Nyoman yang bergoyang mengentoti Khalik, Bli Agung mulai meremas remas pantat Bli Nyoman sambil sesekali meraba biji pelirnya.
Bli Agung semakin liar, dia membenamkan mukanya di belahan pantat Bli Nyoman dan menjilatinya. Bli Nyoman mengerang kencang, kemudian Bli Agung menggunakan jari tengahnya menyentil lubang pantat Bli Nyoman yang ketat. Tetapi kali ini, Bli Nyoman menoleh sambil menggelengkan kepala.
Dia memang tidak mau di fuck sama seperti aku. Kami bisa menikmati di jilati, tetapi tidak di tusuk.
Sadar akan hal itu Bli Agung mengurungkan niatnya untuk menusukkan jarinya ke lobang pantat Bli Nyoman. Dia kembali menjilati pantat itu sambil memainkan biji pelir Bli Nyoman.
Sementara aku yang masih asyik menghisap kontol Bli Agung mulai mencoba memberanikan diri menyentuh lobang pantat Bli Agung yang di tumbuhi bulu bulu halus itu dengan tanganku.
Aku melakukannya dengan lembut sekali, sepertinya Bli Agung menikmatinya. Dia malah membantu aku mendorong jari tanganku sampai bless masuk ke pantatnya. “ouuughhh hangat sekali” desahku
“kamu entotin aku” pinta Bli Agung padaku
Dengan senang hati dan penuh nafsu aku mendoggy pantat gempal Bli Agung. Beberapa kali Bli Agung mengerang hebat.
Tiba tiba Bli Agung menarik pantatnya “Aku mau keluar, aku mau keluar di pantatnya Khalik” katanya merancau.
Mendengar hal itu Bli Nyoman memberikan kesempatan Bli Agung untuk memompa pantat Khalik. Seperti orang kesetanan Bli Agung menggenjot pantat Khalik dengan sangat kencang. Tidak berapa lama badannya pun mengejang dan “ouughhhhhh” desahan panjang itu menandakan Bli agung telah memuntahkan laharnya didalam pantat Khalik.
Merasakan kehangatan disirami lahar panas Bli Agung yang sampi ke perut membuat Khaik ikut engejang dan “crooooot, croooot” limpahan lahar panas juga muncrat dari kontol besar khalik di dalam pantat Danar.
Mereka berduapun terduduk lemah.